Warga Bersukacita, Listrik PLN Membuat Anak-Anak Belajar Lebih Nyaman, Ekonomi Berjalan


Bandar Lampung
– Kabut tebal menyelimuti perbukitan yang bersebelahan dengan Taman Nasional Bukit Barisan (TNBBS) Lampung menambah kesan sejuk pagi itu. Sesekali terlihat aktivitas warga membawa hasil kebun yang diangkut dengan sepeda motor melintasi satu-satunya akses jalan tanah yang rusak dan berlumpur saat menuju desa itu. Kondisi itu sudah biasa dialami oleh warga yang berdiam di Desa/Pekon Margomulyo Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai pekebun. (16/6)

Sarjono (47), warga Pekon Margomulyo, seorang bapak yang memiliki dua orang putra. Sarjono menceritakan yang sama tentang pengalamannya menggunakan lampu teplok saat malam hari. “Kami pakai penerangan hanya malam hari, hanya untuk anak-anak belajar dan mengaji, itupun hanya pakai lampu teplok, susah pokoknya. Dengan adanya listrik PLN ini, membuat anak-anak kami belajar dengan nyaman,” ujar Sarjono.

Tidak jauh berbeda Tugino (49), Kepala Desa/Pekon Margomulyo Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus, sudah menetap disana sejak dia masih berusia 5 tahun. Kesederhanaan sudah tertanam sejak dia kecil. Bahkan hampir seumur hidupnya dia belum menikmati kebahagiaan memiliki penerangan listrik dirumahnya. Dia bersama istri dan anak-anaknya, hidupnya harus prihatin selama puluhan tahun di desa itu tanpa penerangan listrik PLN.

“Waktu itu kalau anak-anak belajar malam hari cuma pakai lampu teplok, sekarang mencari minyak tanah sudah langka. Setelah masuknya listrik PLN ke pekon kami ini, anak-anak dapat belajar dengan nyaman dan juga warga kami yang tergabung dalam kelompok tani dapat mengembangkan usaha roasting kopi, dengan beralih ke listrik PLN karena sebelumnya menggunakan genset,” papar Tugino.

Bukan hanya Sarjono dan Tugino, bahkan semua warga disana menghadapi kendala yang sama yaitu belum adanya penerangan listrik yang layak. Tugino menceritakan bahwa pada tahun 2016 Desa Margomulyo pernah mendapatkan bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dari pemerintah. Namun, pada tahun 2019 PLTS sudah tidak digunakan karena ada beberapa komponen serta jaringan listrik yang mengalami kerusakan dan harganya mahal, sehingga warga tidak mampu untuk memperbaikinya. Dari kondisi itulah keprihatinan warga kembali dirasakan karna ketiadaan penerangan listrik.

Tinggalkan Balasan